Wellcome back

Hello.. berjumpa lagi. Setelah lebih kurang 1 tahun lebih menghilang dari dunia persilatan.

Banyak hal terjadi. Gonjang ganjing mantan yang gak bisa move on. Ataupun si bintang yang dihajar berita miring.

Btw, semua yang terjadi tentunya membentuk siapa kita hari ini. Bukan begitu?

Satu fenomena yang tampak jelas adalah semangat selfie wefie groufie dan fie die lainnya.

Ini baik.

Hehehe.. ya sudah..

😊Semoga di minggu2 berikut kita ketemu lagi pada berita teraktual tajam dan terpercaya 😊😊😊

branding Ternate

— Whenever branding is spoken about in the context of countries, regions or cities, people tend to assume that these promotional techniques are simply being used to “sell” the country; and not surprisingly, they don’t like the sound of that— Simon Anholt (2007).

Apakah Ternate memiliki merek (brand) yang kuat dalam membangun pariwisata? Pertanyaan yang perlu perenungan untuk menjawabnya. Perkembangan pariwisata Ternate seringkali diklaim bukan karena marketing strategy dari Ternate, melainkan semata-mata terjadi secara alamiah. Alamiah dimaknai bahwa terjadinya kunjungan semata-mata sebagai akibat dari geliat ekonomi. Wisatawan umumnya „terkejut‟ karena Ternate memiliki tempat wisata yang indah. Dengan kata lain, wisatawan awalnya ke Ternate untuk berbisnis, bukan untuk berwisata. Argumen lain atas klaim ini adalah dibuktikan dengan mengajukan pertanyaan landmark mana yang jika belum dikunjungi maka sama artinya belum ke Ternate? Kita mungkin akan kesulitan dalam menjawabnya. Ambil contoh, Makassar dengan landmark pantai Losari dan Yogjakarta memiliki landmark jalan Malioboro. Atau, katakanlah dalam hal kuliner, Makassar dengan coto, Yogyakarta dengan gudeg. Pertanyaan yang sama, kuliner apa yang menjadi ciri Khas Ternate? Kita tentunya sedikit kesulitan menjawabnya. Dabu-dabu roa, pisang goroho, misalnya, yang asli dari Maluku Utara, namun telah menjadi ciri khas tempat lain secara copy-paste. Mungkin kuliner yang bisa kita sebut – seingat saya – adalah Gulatare (air tebu yang dibuat karamel), itupun sudah mulai menghilang, karena daerah Akebooca produsen gulatare yang tadinya memiliki kebun tebu, beralih ke kebun beton (Memang benar, sesuatu itu akan terasa sangat berharga jika kita sudah kehilangan) ………..[selanjutnya silakan klik tautan berikut]

 

tmp_11529-majalah; Branding Ternate-1817804357Lanjutkan membaca “branding Ternate”

Visi-Misi Caldek 2013_2017

Visi adalah pandangan jauh untuk kemajuan.. beragam visi-misi sudah dimajukan caldek, menyenangkan, menggirahkzn, an berdampak strtegis. Visi-Misi yang baik, dalam literatur, setidaknya memiliki unsur2 SMART.Spesifik, Measurable, Actual, Relevan, dan Timeline. Visi harus spesifik, tidak general, dapat diukur pencapaiannya, unsur kekinian menjadi faktor utama, dan yang terakhir, kapan visi ini bisa diwujudkan. Visi yang baik, tanpa SMART bagaikan bermimpi tanpa bangun dari mimpi.

Disisi lain, dalam merumuskan misi, perlu diperhatikan 4C (Keinichi Ohmae). C yang pertama, company, organisasi itu sendiri. Dalam mengevaluasi C ini, perlu resource-based. Apa yang dimiliki dan apa yang belum dimiliki. C berikutnya adalah competitor. Organisasi perlu mengidentifikasi pesaingnya, apa yang dimiliki, apa yang sudah dibuat, dan apa yang sementara dibuat. C berikutnya, Consumen.. siapa konsumen dari organisasi. Apa yang diinginkannya. Dan C yang terakhir adalah change. Organisasi perlu dan penting untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi. Erubahan yg terjadi di company, di competitor, di consumen, dan di change itu sendiri.

Budaya dan kinerja organisasi

Proposisi yang diajukan dalam tulisan ini adalah semakin kuat budaya organisasi, semakin tinggi kinerja organisasi. Budaya organisasi menurut Wagner dan Hollenback (2010:284) adalah pola dari asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, ataupun dikembangkan oleh anggota organisasi untuk mengatasi masalah adaptasi secara eksternal dan masalah integrasi secara internal yang berjalan secara baik sebagai sesuatu yang sahih, dan oleh karenanya, diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat dalam mempersepsikan, memikirkan, dan merasakan, terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi tersebut. Singkatnya, budaya organisasi terdiri atas harapan-harapan, nilai, nilai, dan sikap-sikap yang diterima bersama, mempengaruhi secara kuat individu-individu, kelompok-kelompok, dan proses-proses organisasional.

Budaya organisasi juga berdampak pada kinerja dari organisasi. Mengapa budaya organisasi? karena budaya organisasi berfungsi sebagai pelekat sosial (social glue) yang mengarahkan anggota-anggota organisasi untuk bertindak sesuai dengan arah pencapaian tujuan organisasi. Budaya organisasi membantu organisasi untuk menguatkan presistensi, mengkoordinir perilaku kerja, dan meningkatkan kinerja serta bertindak sebagai sumber energi yang berharga.

Hal ini dikarenakan budaya organisasi membentuk identitas angota organisasi. Identitas ini akan memunculkan perasaan akan tujuan bersama (feeling of comon purpose). Ketika identitas anggota organisasi terbentuk, maka hal ini akan memfasilitasi terbentuknya komitmen kolektif. Terbentuknya komitmen kolektif ini merupakan perwujudan dari common purpose, karena common purpose cenderung untuk memunculkan perasaan kedekatan diantara semua yang menerima budaya dari organisasi sebagai bagian dari darinya. Kedekatan inilah yang kemudian memberikan harmoni bagi organisasi dalam bentuk stabilitas. Harmoni ini dibentuk oleh identitas dan komitmen. Hal ini juga menguatkan integrasi serta kerjasama dalam jangka panjang antar anggota organisasi. Kekuatan integrasi dan kerjasama antar anggota diwujudkan melalui shared of meaning yang menjelaskan “why things occur in the way they do”.

Gross & Shicmann (dalam Ivancevic, Kanopaske, dan Matteson, 2005) menganjurkan penerapan konsep HOME untuk menciptakan kohesifitas budaya organisasi. Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Develop a sense of history
2. Creates a sense of oneness
3. Promote a sense of membership
4. Increase exchange among others.

dari bahasan diatas, dapat dimaknai bahwa organisasi yang berkinerja tidak/kurang baik adalah organisasi yang berjalan tanpa budaya organisasi (organisasi tidak berbudaya?). Cirinya adalah tidak adanya kesamaan tujuan (common purpose), yang dinyatakan dengan tidak adanya komitmen kolektif untuk mencspai tujuan tersebut. Dan, ciri yang paling nyata adalah terjadinya instabilitas dalam organisasi. Ketiadaan budaya organisasi akan melemahkan keeratan hubungan antara anggota organisasi. Hal ini menyebabkan kurangnya presistensi terhadap pencapaian tujuan, tidak adanya perilaku yang terkoordinir dan rendahnya performace/kinerja anggota organisasi yang pada gilirannya melemahkan kinerja organisasi secara agregat.

Giliran anda untuk menilai, apakah organisasi tempat anda bernaung telah memiliki budaya organisasi yang kuat ataukah belum?

Sekian.

Marketing in practise

Saya ingin menuliskan pengalaman saya sebagi koordinator sosialisasi dan humas snmptn2012. Saya yakin, ketika ditunjuk sebagai koordinator, ini adalah sebuah pekerjaan berat. Ketika itu diinformasikan bahwa jalur undangan tahun 2011 yang mendaftar hanya 9 orang, dan nasib serupa ditunjukkan pula pada jumlah peserta ujian tulis yang minim. Saya kemudian mengambil patokan itu. Tim sosialisasi dan humas mesti menjaring lebih dari itu. Mengingat kami adalah universits negeri yang masih muda, adalah sulit untuk bersaing dengan universitas mapan lainnya. Dengan demikian perlu adanya fokus pada apa yang kami kerjakan.

Latar belakang dalam ilmu marketing setidaknya membantu kami memfokuskan sumberdaya yang kami miliki. Pertama, kami mesti mendefinisikan siapa konsumen snmptn. Berdasarkan SOP yang diberikan humas pusat, maka kami mendefinisikan konsumen kami sebagai siswa yng lulus tahun 2010 s/d 2012 yang rata-rata berusia 16-18  tahun. Perumusan ini vital, karena menyangkut media yang akan kami gunakan.

Setelah target konsumen kami definisikan, langkah berikutnya adalah mencari tahu apa yang menjadi needs, wants, dan value dari target kami. Ini vital untuk memformulasikan konten dan konteks informasi yang akan didesiminasi.

Setelah target diketahui, konten diformulasikan sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka tahapan berikutnya adalah memilih media yang digunakan untuk menjangkau konsumen potensial.

Disebutkan diawal bahwa konsumen potensial adalah siswa SLTA tingkat akhir dan alumni tahun sebelumnya (2010-2012) yang kisaran usianya antara 16-18 tahun. Di Ternate/Maluku Utara, untuk profil usia demikian sangat cocok jika diseminasi informasi snmptn dilakukan melalui media on-line (fb, twitter) dan radio anak muda (istana fm, hikmah fm) serta radio republik indonesia (radio ini digunakan dengan pertimbangan luasan wilayah yang bisa dijangkau).

Informasi disampaikan melalui media sosial dan radio dengan bahasa anak muda. Informasi ini diformat dua jenis. Pertama, diformat berupa iklan layanan masyarakat dalam 30 hari non-stop, dan, berupa talkshow 1jam selama 1 minggu.

Media fb menggunakan account http://www.fb.com/humaskhairun serta account pribadi.

Dan, kami juga melakukan diseminasi informasi dengan teknik direct marketing, yakni mendatangi langsung SLTA dalam wilayah provinsi maluku utara (8 kabupaten kota, saat itu).

Dalam rangka menjemput bola, (disebabkan karena blm semua wilayah promalut ter-coverage internet) maka kami berinisiatif  (dengan persetujuan pimpinan universitas) untuk membantu pendaftaran online melalui bagian TIK.

Alhamdulillah, pendaftar jalur undangan dan utul snmptn serta ujian mandiri melebihi tahun-tahun sebelumnya.

Kelemahan-kelemahan.

Kami mengevaluasi bahwa teknik direct marketing memang baik namun brbiaya tinggi (efektif namun tidak efisien). Spanduk-baliho hanya bermanfaat sebagai informasi awal, selanjutnya mesti dihandle dengan media sosial dan contact person.

Kelemahan berikutnya adalah tim humas dan sosialisasi adalah dosen, sehingga sedikit rumit untuk melakukan koordinasi, sebaiknya menggunakan humas universitas yang lebih terstruktur agar bisa dikoordinir lebih baik lagi.

Demikian.

Terima kasih kepada segenap tim humas dan sosialisasi smptn panlok ternate 2012 atas outstanding performance yg telah ditunjukkan.

PKS dan political branding

Ditahannya LHI oleh KPK karena kasus impor sapi telah menyebabkan tsunami politik bagi PKS. Betapa tidak, partai yang dikenal sebagai partai bersih, terlibat kasus korupsi. Yg tidak tanggung-tanggung diduga dilakukan oleh (eks) presiden partainya. Tsunami ini menghantam habis persediaan kredibilitas dan integritas partai.

Pidato politik yang disampaikan oleh presiden parai yang baru, oleh beberapa analis politik, dianggap sebagai blunder. Meskipun, bagi saya, pidato itu ditujukan untuk lebih mengentalkan komitmen internal partai. Saya melihat, pidato itu memang secara internal lebih memperkuat persatuan partai. Namun, secara eksternal, dengan meng-counter penahanan ini sebagai sebuah konspirasi besar, menurut saya tidak akan menolong partai untuk memenangkan hati pemilih yglebih luas. Bagi saya, cukup dengan mendukung KPK untuk mengusut tuntas kasus ini akan memenangkan hati rakyat.

Beberapa media online menyebutkan bahwa dengan mengemukakan adanya konspirasi tidak akan memperbaiki kredibilitas partai ygsudah terlanjur noda. Boleh saja meyakini bahwa LHI tidak bersalah, dan memberikan bantuan hukum kepadanya, namun, dengan mengengemukakan isu konspirasi malah membuat resistensi kian melebar.

Brand Image dan boosting credibility.

Disukai ataun tidak, pencitraan dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Apapun yang dilakukan, akan berdampak bagi pencitraan ini. Dalam kasus ini, brand image PKS sebagai partai bersih telah ternoda. Terlepas bersalah atau tidaknya LHI dalam kasus ini. Namun hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kredibilitas partai. Dimata masyarakat, PKS sudah “ternoda”. Ini ditunjukkan oleh hasil survei SMRC, PKS hanya mrndapatkan tingkat elektabilitas sebesar 2%.

Bagi saya, PKS harus berfokus pada bagaimana memperbaiki citra partai. Menurut saya, citra partai bisa dikembalikan dengan mengusahakan lagi kredibilitas. Bagaimana caranya? ada dua hal yang setidaknya perlu mendapat fokus. (1) integritas. Integritas dimata pemilih adalah presepsi bagaimana sebuah partai benar-benar jujur pada setiap perkataan dan perbuatan. Selalu bertindak sesuai norma yang ada, dan tidak mengecewakan pihak lain (dalam hal ini masyarakat luas). PKS mesti menunjukkan perilaku politik yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, serta betyindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Atas dasar ini, bagi saya, PKS mesti mendukung upaya KPK memberantas korupsi dengan mempersilakan dan mendukung KPK untuk mengusut tuntas kasus yang melibatkan LHI. Argumen saya, jika LHI misalnya ditemukan bersalah, maka PKS dalam hal ini akan mendapatkan kredit dari masyarakat karena benar-benar mendukung upaya pemberantasan korupsi, meskipun itu terhadap –mantan– presidennya. Demikian pula sebaliknya, jika LHI ditemukan tidak bersalah. Yang kedua (2) adalah bagaimana PKS menunjukkan reputasinya. Reputasi adalah persepsi penilaian masyarakat terhadap perbuatan baik dari partai. Reputasi berorientasi penilaian masa lalu. PKS dapat saja tetap menunjukkan pekerjaannya yang pro-rakyat. Dengan tidak terpengaruh oleh kasus LHI.

kredibilitas itu sendiri memiliki tiga komponen, pertama adalah kompetensi. Dalam kasus ini, apakah PKS masih dianggap kompeten untuk membawa Indonesia lebih bersih? PKS mesti berfokus pada pekerjaan dan perilaku politik yang mencerminkan kompetensi PKS. Yang kedua adalah trustworthiness, atau sifat layak dipercaya. Sifat layak dipercaya inilah yang patut pula dijadikan fokus perbaikan. PKS mesti meyakinkan masyarakat luas, bahwa dirinya memang layak dipercaya untuk mengemban amanah membawa negara ini kearah yang lebih baik. Dan, yang ketiga adalah goodwill. PKS mesti bekerja untuk memberi keyakinan kepada masyarakat luas bahwa PKS memilihi niatan baik dalam memerangi korupsi dan membangun bangsa dengan cara-cara bermartabat.

Konklusi
Kredibilitas PKS masih sangat mungkin terselamatkan. Dengan tetap bekerja untuk masyarakat luas, meningkatkan integritas dan memperbaiki reputasinya. Dengan catatan, tidak perlu adanya komentar-komentar yang terkesan membela LHI. Namun lebih menekankan pada isu-isu pemberantasan korupsi. Dengan demikian, PKS akan menerima penguatan political brand equity.

Sekian.

Tips Meeting: 12 Tips Menggelar Meeting yang Efektif

MARKETING.CO.ID – Tidak peduli di mana pun Anda bekerja, pelaksanaan meeting (rapat) adalah bagian yang sangat penting dan harus dilakukan dari keseluruhan proses bisnis yang ada. Bila Anda seorang manajer, pemimpin tim atau koordinator proyek, Anda perlu mengadakan meeting dari waktu ke waktu untuk membagikan informasi, mengembangkan ide-ide, menyebarkan berita, atau menetapkan standar kualitas yang diperlukan.

Tips meeting: Pastikan bahwa rapat yang Anda lakukan itu benar-benar bermanfaat dan akan dapat meningkatkan produktivitas, performance, dan moral perusahaan. Berikut adalah 12 tips yang bisa dipelajari untuk mengadakan meeting dengan efektif:

1. Tentukan Apakah Perlu Diadakan Meeting.

Fakta dan kebiasaan bahwa Anda selalu mengadakan meeting setiap hari Senin pagi secara rutin, tidaklah otomatis membuat rapat itu penting dan efektif. Apakah review dari kemajuan operasi perusahaan Anda sudah seharusnya dibicarakan sekarang? Pikirkan kembali benar-benar kebutuhan dari rapat itu. Jangan sampai meeting tersebut hanya akan membuang-buang waktu dan tidak menghasilkan apa pun.

2. Tentukan Tujuan Anda.

Siapkan bahan, agenda, dan tentukan tujuan untuk meeting. Bagikan informasi ini kepada peserta jauh di muka dan undang mereka untuk menambahkan agenda mereka sendiri sebelum hari pelaksanaan rapat. Pastikan semuanya siap sebelum meeting dilakukan, atau paling tidak lakukan review pada permulaan meeting. Buatlah time frame yang jelas untuk setiap agenda yang ada.

Misalnya:

02:30 – 02:45              Bahas konferensi di Stockholm.

02:45 – 03:00              Bahas perencanaan pameran di San Francisco… dan seterusnya.

Tahapan ini akan membantu Anda tetap konsisten berada dalam jalur agenda.

3. Sediakan Waktu Seperlunya untuk Minutes of Meeting.

Bila ada notulen atau hasil dari meeting terakhir, bagikan kepada semua peserta secepat mungkin. Mintalah persetujuan dari mereka bila perlu, dan pastikan semua diskusi sudah dimengerti dengan baik oleh semua peserta dari sana. Bila masih ada hal-hal lain yang muncul dari hasil rapat itu, maka hal tersebut dimasukkan ke dalam agenda meeting berikutnya. Kebanyakan meeting terhambat karena adanya keputusan-keputusan yang tertunda akibat absennya beberapa peserta dan lain-lain, sehingga persoalan yang sama kembali muncul pada meeting berikutnya. Ingatlah mana hal-hal yang seharusnya sudah selesai dibicarakan dan mana yang masih perlu untuk dibicarakan.

4. Tetaplah Berada pada Jalur.

Mulailah tepat waktu, dan jangan mengulang bahan pembicaraan untuk orang-orang yang datang terlambat, kecuali memang benar-benar diperlukan. Gunakan white board untuk menulis isu atau poin-poin yang penting. Pisahkan hal-hal yang harus dibicarakan sekarang dan yang akan dibicarakan nanti. Tetapkan protokol meeting standar untuk peraturan-peraturan seperti adanya saat-saat tertentu untuk melakukan interupsi, tetap fokus pada topik, sampaikan segala sesuatunya dengan singkat, dan lain-lain. Pastikan waktu meeting Anda tetap produktif.

5. Izinkan Peserta untuk Keluar.

Jangan sampai ada orang yang merasa dipenjara di ruang meeting. Bila seseorang sedang tidak fokus (pikiran dan fisik berada di tempat yang berlainan), maka ia tidak akan menjadi produktif, dan malah bisa mengganggu meeting atau pekerjaan lain yang sedang berjalan. Bila Anda hanya memerlukan staf akunting Anda untuk selama dua menit, maka tawarkan kepadanya untuk datang sesuai pada waktunya dan pergi lebih cepat.

6. Pantau Waktu Anda.

Tunjuk orang yang akan mengawasi waktu selama meeting berjalan. Terutama bila rapat tersebut sering menghasilkan diskusi atau debat yang tidak ada ujungnya. Ada beberapa isu atau hal-hal yang lebih baik diselesaikan di luar ruangan daripada mengganggu meeting yang sedang berjalan. Ada juga hal-hal yang bisa diselesaikan tanpa memerlukan semua peserta untuk hadir di dalam ruangan tersebut. Orang yang memantau waktu Anda bertugas untuk memberikan sinyal bila Anda sedang tertinggal atau lebih cepat dari jadwal dan agenda yang sudah ditentukan.

7. Pastikan Semuanya Terkendali.

Bila ada argumentasi yang mulai memanas terjadi di ruang meeting, segera tengahi dan pastikan kedua belah pihak merasa didengarkan dan dimengerti. Minta penyelesaian dan kompromi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu untuk memastikan semuanya tetap terkendali dan menghindarkan debat-debat yang tidak perlu—yang dapat mengganggu peserta lain. Tanggung jawab ini terletak di pundak Anda.

8. Buatlah Presentasi yang Mengesankan.

Bila Anda akan memberikan presentasi dalam meeting, lakukanlah dengan menarik. Bila Anda hanya akan memberikan kuliah kepada para peserta, lakukan di tempat lain dan kirimkan memo kepada para peserta tersebut. Jangan membaca semua tulisan yang ada di slide Anda. Gunakan kontak mata dengan semua peserta, tekankan pada poin-poin yang penting, dan sampaikan dengan sesingkat mungkin. Tunjukkan bahwa presentasi Anda dapat meningkatkan produktivitas yang ada. Mintalah respon kepada semua peserta dan apa saja yang diperlukan untuk meeting berikutnya.

9. Ciptakan Kelompok-kelompok Kerja.

Lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan dengan membentuk tim atau kelompok kerja yang kecil, daripada kelompok atau tim yang mempunyai terlalu banyak orang. Dorong dan dukung para peserta untuk memilih proyek atau isu yang menarik bagi mereka. Bekerja dan pantaulah mereka secara berkala dan pastikan mereka memberikan report kepada Anda. Berikan target dan ekspektasi yang diperlukan kepada mereka.

Dua kepala memang lebih baik daripada satu, tetapi terlalu banyak kepala malah akan mempersulit keadaan.

10. Galilah Potensi dari Semua Peserta

Gunakan waktu untuk menggali potensi setiap peserta di luar meeting. Bila Anda ingin memberikan dukungan kepada peserta yang aktif, berikan dia kesempatan untuk membagi ide-ide dan pendapat. Brainstorming tidak akan memberikan hasil yang produktif bila dilakukan dengan buru-buru. Lakukanlah bila memang diperlukan.

Bila ada banyak hal yang harus dibahas dan melibatkan banyak peserta, maka pertimbangkan untuk memilah meeting jadi dua sesi. Bagi dan pisahkan masing-masing peserta dan bentuk menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan permasalahan. Biarkan mereka berdiskusi dan membahas masalah tersebut, dan pastikan Anda menerima report mereka. Setiap kelompok akan lebih fokus membahas masalah yang lebih spesifik dan lebih berhubungan langsung dengan mereka. Dengan begitu, meeting secara keseluruhan akan berjalan lebih cepat dan lebih produktif.

11. Take A Break

Bila meeting akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama, jangan lupa untuk mengadakan “break” pada waktu-waktu yang telah disepakati bersama. Ini akan kembali menyegarkan pikiran peserta. Meeting yang melelahkan tidak akan menghasilkan apa-apa, selain peserta yang kelelahan dan sangat ingin untuk meninggalkan ruangan. Cara yang paling jitu untuk kembali meningkatkan mood adalah memberikan makan siang, donat, kue atau minuman.

12. Buat Kesimpulan

Di akhir setiap meeting, pastikan Anda dengan cepat dan singkat mengulang semua keputusan penting yang dihasilkan. Tetapkan dan buat kesimpulan dari hasil meeting saat ini. Pastikan tanggal dan waktu untuk rapat berikutnya. Pastikan masing-masing peserta mengerti tugas dan tanggung jawab untuk pekerjaan berikutnya. Bila perlu, tetapkan agenda yang diperlukan untuk meeting selanjutnya.

Bersikaplah profesional pada setiap meeting yang Anda hadiri.

Ingatkah Anda pada saat Anda “terjebak” dalam suatu meeting yang sangat membosankan dan berpura-pura mendapat panggilan ponsel sebagai alasan untuk menyelinap keluar?  Bila Anda menjadi pemimpin meeting, Anda dapat mengikuti ke-12 tips ini untuk mendapatkan respek dan semangat dari seluruh peserta.

Rencanakan dan pastikan semuanya teratur sehingga semua peserta sadar bahwa ini adalah benar-benar meeting yang penting. Pastikan masukan dari mereka benar-benar diperhatikan dan kebutuhan mereka terpenuhi. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan meeting yang sukses, peningkatan semangat peserta serta image perusahaan

Sumber: Marketing.go.id

Manajemen Konflik: Atasi Konflik dengan Rasional!

Oleh: Dr. Maynard Brusman, Consulting Psychologist and Executive Coach Trusted Advisor to Senior Leadership Teams

Di alihbahasakan oleh M. Rachmat

Konflik interpersonal adalah fakta hidup yang tidak pernah dapat dihindari. Ini bukanlah suatu hal yang buruk. Pada kenyataannya, hubungan yang kerap mengalami konflik mungkin saja lebih sehat daripada hubungan yang tanpa konflik.

Manajemen konflik sangatlah penting karena konflik dapat terjadi pada setiap tingkat interaksi—di tempat kerja, antar teman, bahkan lingkungan keluarga. Ketika konflik terjadi, hubungan mungkin saja menjadi buruk atau bertambah kuat. Oleh sebab itu, konflik bisa menciptakan kebencian atau akhir dari sebuah hubungan. Namun demikian, jika ditangani dengan baik, konflik dapat menjadi suatu hal yang produktif—mengarahkan pada pengertian yang mendalam, rasa hormat-menghormati dan kedekatan interpersonal.

Dalam lingkungan kerja, konflik antarrekan kerja sering terjadi. Ketika menghadapi konflik di kantor, sangatlah penting bagi Anda untuk meredakan emosi sehingga Anda dan rival Anda (rekan kerja yang terlibat konflik) dapat menyelesaikan konflik secara rasional. Berikut adalah beberapa manajemen konflik sederhana untuk meredakan konflik di tempat kerja:

The Defusing Technique. Rival Anda mungkin marah dan sudah menyiapkan berbagai “senjata” argumen untuk menyalahkan Anda atas ketidaksenangannya. Jangan membalas kemarahan dengan kemarahan. Tujuan Anda di sini adalah menyiasati kemarahan itu dengan menyetujui “argumen” rival Anda. Ketika Anda menemukan kebenaran dalam sudut pandang orang lain, maka sangat sulit bagi orang tersebut untuk tidak meredakan emosinya. Contohnya, “saya tahu bahwa saya sudah berjanji untuk menghubungi Anda semalam. Anda benar, saya hanya berharap jika saya dapat lebih bertanggung jawab di lain kesempatan.” Tuduhan mereka mungkin sama sekali tidak berdasar, namun selalu ada kebenaran dalam argumen mereka. Pada akhirnya, kita pun harus mengakui bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat berbagai hal. Namun hal ini tidak berarti bahwa kita harus berkompromi dengan prinsip-prinsip dasar yang kita yakini. Kita cukup memvalidasi pendirian orang lain sehingga mengarah pada solusi konflik yang sehat. Ini mungkin saja sangat sulit dilakukan, tetapi kekuatan dan integritas untuk menunda reaksi awal yang berlebihan demi mencapai tujuan positif merupakan suatu hal yang luar biasa. Kadang-kadang, kita harus “kalah” untuk mendapatkan “kemenangan” sejati.

Empathy. Cobalah menempatkan diri Anda dalam “sepatu” orang lain. Lihatlah dunia melalui mata mereka. Empati adalah sebuah teknik mendengar yang penting yang memberikan umpan balik bahwa Anda mendengarkan lawan bicara Anda. Ada dua bentuk empati. Empati pikiran memberikan pesan, Anda mengerti apa yang hendak dikatakan oleh orang lain. Anda dapat melakukan hal ini dengan mengulang apa yang telah dikatakan lawan bicara Anda. Misalnya, “Saya memahami perkataan Anda bahwa Anda sudah tidak lagi percaya kepada saya.” Empati perasaan adalah penghargaan Anda terhadap perasaan orang lain. Sangatlah penting untuk tidak pernah menunjukkan emosi yang mungkin tidak sesuai dengan perasaan orang lain (seperti “Anda sedang bingung dengan gejolak emosi yang sedang Anda alami saat ini”), tetapi lebih baik jika Anda menunjukkan persepsi terhadap apa yang mereka rasakan saat itu. Contohnya, “Saya rasa Anda sedang marah pada saya saat ini.”

Exploration. Tanyakan dengan tepat apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh rival Anda. Doronglah ia untuk mengeluarkan segala keluh-kesahnya. Misalnya, “Apakah ada hal lain yang ingin Anda ceritakan pada saya?” Gunakan kata “saya”: Ambil tanggung jawab pemikiran Anda daripada hanya mendorong orang lain untuk mengungkapkannya sendiri. Hal ini akan menurunkan kemungkinan orang tersebut untuk bersikap defensif. Misalnya, “Saya merasa bingung dengan apa yang terjadi di antara kita.” Pernyataan ini tentu lebih efektif daripada hanya mengatakan, “Anda sudah membuat saya bingung.”

Stroking. Temukan cara yang positif dalam mengungkapkan sesuatu pada orang lain, bahkan jika orang tersebut sedang marah pada Anda. Contohnya, “Saya sungguh menghargai keberanian Anda untuk membawa masalah ini pada saya. Saya memuji kepedulian Anda.”

Ketika Anda sudah menerapkan sikap-sikap di atas, maka Anda dapat mencobamengaplikasikan beberapa model pemecahan konflik interpersonal dengan cara:

Identify the Problem. Lakukan diskusi untuk memahami masalah yang dihadapi oleh kedua belah pihak. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengatakan apa yang ingin Anda katakan dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan orang lain pada Anda. Definisikan hal-hal yang telah disepakati, termasuk pula penyebab dari ketidaksepakatan/konflik tersebut. Sangatlah penting untuk mendengar secara aktif apa yang hendak dikatakan orang lain, gunakan kata “saya” dan hindarilah sikap yang menyalahkan orang lain.

Come Up With Several Possible Solutions. Ini adalah tahap “brainstorming”. Catatlah poin-poin yang telah disepakati oleh kedua belah pihak; tuliskan sebanyak mungkin ide untuk menyelesaikan masalah itu, terlepas dari seberapa layak hal itu dilakukan. Pada tahap ini, arahkan hasil pada kuantitas daripada kualitas. Dan biarkan kreativitas menjadi pemandu Anda.

Evaluate Alternative Solutions. Sekarang, lihatlah satu per saru daftar solusi alternatif yang telah Anda susun berdua. Pertimbangkan akibat positif dan negatif yang dapat dihasilkan oleh pilihan tersebut dan saringlah pilihan tersebut hingga akhirnya Anda memperoleh satu atau dua solusi terbaik untuk mengatasi masalah. Kejujuran masing-masing pihak sangat penting pada tahap ini. Solusi yang dipilih mungkin saja tidak ideal bagi salah satu pihak dan hal tersebut tentu mengharuskan adanya kompromi di antara kedua belah pihak.

Decide on the Best Solution. Pilihlah solusi terbaik yang tampaknya dapat diterima oleh kedua belah pihak, meski solusi itu tidak sempurna. Selama dianggap adil dan ada komitmen untuk melaksanakannya, konflik memiliki kemungkinan untuk diselesaikan.

Implement the Solution. Kedua belah pihak harus sepakat atas apa yang mesti dilakukan oleh masing-masing pihak, siapa yang bertanggung jawab dan apa yang dilakukan jika perjanjian itu dilanggar.

Continue to Evaluate the Solution. Solusi konflik harus selalu dipandang sebagai sebuah “works in progress”. Lakukan riset kecil-kecilan untuk menanyakan pada pihak lain tentang apa yang ia rasakan. Sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya bisa saja muncul. Solusi harus selalu terbuka untuk direvisi, tentu sepanjang hal itu dianggap menguntungkan.